Megawati Tolak Presiden 3 Periode, Demi Muluskan Duet Prabowo-Puan?

Megawati Tolak Presiden 3 Periode, Demi Muluskan Duet Prabowo-Puan? - Hai Sobat pembaca semuanya, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Berita Tuek. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk mampir di situs kami ini.

Di kesempatan ini kita akan mengupas tentang Megawati Tolak Presiden 3 Periode, Demi Muluskan Duet Prabowo-Puan? yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

KONTENISLAM.COM - Pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menolak masa jabatan presiden tiga periode mengisyaratkan banyak makna. Menurut Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS), Arman Salam pernyataan itu bisa jadi merupakan teguran halus kepada Jokowi sebagai kader PDIP.

"Sebagai kader PDIP (Jokowi) itu jangan coba-coba mengubah konstitusi dengan amandeman UUD 45. Kedua, bisa saja memberikan penegasan kepada publik kalau terjadi amandemen maka bukan "ulah" PDIP," ujarnya seperti dikutip dari Sindonews, Senin (29/3/2021).

Arman mengatakan, publik saat ini tahu bahwa hubungan PDIP dan Partai Gerindra sangat romantis. Sehingga, hubungan kedua partai tersebut memiliki makna akan dilanjutkan di Pilpres 2024. Soal siapa yang jadi presiden dan wakil presiden itu urusan politik antara Megawati dan Prabowo yang bisa diputuskan dalam 'makan bersama'.

"Jika Prabowo yang didorong menjadi calon presiden dari koalisi ini, maka dapat dipastikan Puan Maharani yang akan mendampingi," katanya.

Menurut Arman, hal itu terjadi, maka dapat dilihat secara kasar minimal ada tiga poros partai yang akan mengusung capres dan cawapres, di poros ini yakni PDIP-Gerindra. Kemudian Golkar dengan Nasdem, serta poros Demokrat, PKS dan PAN.

"Namun peta itu bisa saja berubah berdasarkan kepentingan dan deal politik, terlebih isu tiga periode yang mulai memanas," ungkap dia.

Lebih lanjut Arman mengatakan, UUD bukan kitab suci dan bisa saja diubah atau diamandemen berdasarkan kepentingan atau kebutuhan. Menurut dia, mengamandemen UUD 45 terkait periodisasi juga diatur dan dibolehkan, dan bukan merupakan kesalahan atau mengkebiri demokrasi.

Baginya, demokrasi bukan sebatas pada periode jabatan presiden, lebih luas demokrasi adalah 'one man one vote' artinya satu orang memiliki satu hak suara. Artinya kalau amandemen itu dikehendaki oleh mayoritas masyarakat Indonesia maka amandemen UUD terkait periodisasi presiden merupakan produk demokrasi.

"Dalam pertarungan Pilpres 2024, peran Jokowi juga cukup signifikan, bagaimanapun juga Jokowi adalah seorang petahana yang saat ini memiliki kekuatan dan jaringan yang paling mumpuni baik birokrat maupun lintas partai, belum lagi grass root dan simpatisan militan Jokowi yang tentunya berpengaruh besar pada bulat lonjongnya hasil pilpres 2024," pungkas dia.

(Sumber: Sindonews)

BERITA PILIHAN PEMBACA :
Memuat...

Itulah tadi informasi tentang Megawati Tolak Presiden 3 Periode, Demi Muluskan Duet Prabowo-Puan? yang dapat kami sampaikan untuk Anda. Semoga saja dapat menjawab rasa penasaran Anda, tentang tentang berita yang mungkin sedang Anda cari.

Jika dirasa berita yang kami sampaikan membawa manfaat, silahkan bantu kami untuk berbagi kepada teman-teman yang lain, melalui media sosial yang ada dibawah artikel ini.

Kedepannya kami akan terus mengupdate dan berbagi informasi terkini atau berita terbaru di sekeliling kita, untuk itu terus pantengin situs ini. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk berkunjung ke situs Berita Tuek ini. Sampai ketemu di berita berikutnya.

Komentar